Kamis, 02 April 2015

Satelit Maritim 2015-2025

Kegiatan kapal dan pelabuhan yang efisien dalam menjalankan kegiatan layanan transportasi yang efisien banyak bergantung pada komunikasi. Sektor transportasi laut, dibandingkan dengan kedu asektor angkutan darat dan udara, merupakan sktor yang konservatif. Penerapan teknologi tinggi pada sektor angkutan laut lebih lamban, pelaku industri lebih konservatif dalam menggunakan metoda-metoda baru, termasuk menerapkan teknologi informasi.

Teknologi informasi dan komunikasi semakin lama semakin terjangkau. Bagi industri maritim terlebih di Indonesia, hal ini hanya persoalan waktu. Dalam waktu tidak lama lagi, mungkin 10 tahun lagi, tingkat penyerapan dan pegunaan teknologi informasi di sektor maritim (antara lain pelayaran, pelabuhan, galangan kapal, perikanan, pengamanan laut) akan meningkat dan pada tingkat sama seperti industri transportasi darat dan udara hari ini.

Kebutuhan pertukaran data akan meningkat terus sepuluh tahun ke depan. Penyedia jasa satelit maritim memprediksi pertumbuhan tajam terhadap satelit maritim pada dekade 2015-2025.

Rujukan Digital Shipping

Digital Island

Apa Digital Island itu?
Serangkaian riset dan pengembangan dalam menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pulau-pulau kecil. Digital Island ini merupakan salah satu tema riset prorgam Sustainable Island Development Initiatives (SIDI), www.sidi-its.info.

Mengapa Digital Island penting?
Pulau-pulau kecil menghadapi tantangan yang besar.Pengembangan sebuah pulau kecil mencakup semua elemen yang dihadapi oleh pulau-pulau besar, dimana pusat-pusat ekonomi berada.
1. Sebuah pulau kecil mempunyai penduduk sedikit, berkisar 200-4000 orang.
2. Kekuatan ekonomi sangat terbatas dan rendah.
3. Ketersediaan fasilitas juga terbatas, Sekolah Dasar (SD) biasanya tersedia. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan ke atas tersedia di pusat pulau atau sering berada di pulau lain.
4. Fasilitas kesehatan terbatas. Biasanya tersedia Puskesmas, dimana staf medik tersedia terbatas, tanpa dokter permanen.
5. Transportasi laut berperan vital. Selain sebagai sarana mobilitas penduduk, staf pemerintahaan dan militer, staf medis dan tenaga pendidik, juga berperan sebagai alat angkut bahan bakar minyak, kebutuhan dasar dan kebutuhan tersier.

Bagi ilmu transportasi dan sistem informasi, apa arti Digital Island?
Digital Island merupakan sebuah terobosan. Transportasi berhubungan bolak-balik dengan kegiatan ekonomi dan perdagangan. Dengan kata lain: (a) transportasi mendorong ekonomi, namun dalam kondisi yang lain peran bisa berbalik, yaitu (b) kegiatan ekonomi menodorong kegiatan transportasi.

Gagasan ekonomi berbagi/ sharing economy belakangan ini menemukan penerapannya dengan dukungan teknologi informasi, sebagai contoh wwww.nebeng.com atau www.uber.com.

Informasi dapat melakukan intervensi kepada fungsi transportasi dan sekaligus kepada ekonomi, perdagangan dan pengguna jasa transportasi. Pendekatan ini, sebagai hipotesis, dapat berperan efektof untuk mendukung peningkatan mobilitas dan kualitas layanan transportasi.

Digital Island adalah infrastruktur lunak. Infrastruktur lunak adalah peningkatan kapasitas, tingkat keselamatan dan mutu layanan transportasi melalui penataan elemen-elemen transport dengan cara yang lebih baik, untuk mencapai sasaran prioritas yang dituju. Dalam kategori infrastruktur lunak ini adalah: telematika transportasi, operasi 24/7, SDM efisien.

Rabu, 05 November 2014

ITS Taxonomy


Intensity of ICT Usage

http://epp.eurostat.ec.europa.eu/statistics_explained/images/4/47/Evolution_of_ICT_usage_variables_%28Total_economy_averages_across_countries%2C_per_cent%29.png

Lebarkan petamu

Saya telah berulangkali mengemukakan ini, terasuk di depan para mahasiswa: Lebarkan beberapa centi peta Indonesia yang kau pegang, ke kiri, kanan, atas dan bawah. Apa yang kau lihat? ASEAN!

Mengapa hal ini penting? Sudah berpuluh tahun, kita mengalami penyakit rendah diri. Setiap berhubungan dengan dunia luas, dunia internasional, selalu diakatakan "Kita sesungguhnya tidak kalah dari negara asing". Ini sebuah ungakapan yang tidak tegas, ungkapan tangung, ungkapan banci. Mengapa kita tidak beranai katakan dengan lebih gamblang, "Kita mempunyai kemampuan sama, eksak saama, sama persis dengan bangsa lain" atau "Kita lebih kuat, atau lebih baik dari negara tertentu", atau "Kita lebih rendah, lebih lemah dalam hal ini dari negara it".

Kita terlalu lama berpikir defensif. Setiap berhubungan dengan internasional, selalu muncul kekhawatiran bahwa kita akan dicaplok dan atau dikibuli. Semua diliputi suasana khawatir atau takut atau curiga.

Dengan membuka wawasan lebih lebar dari yang selama ini kita lihat, maka kita akan tahu dimana kita berpijak. Kita juga akan lebih tahu dalam sumbu Kartesius, dimana posisi x dan y kita. Kita menjadi lebih tahu, kita lebih baik atau tidak dibanding mereka. 

Indonesia adalah separuh ASEAN, dari wilayah, jumlah penduduk dan ekkuatan ekonominya. Sesungguhnya dahsyat! Dari mana rasa rendah diri itu? Ini fenomena psikologi. Kita memerlukan kesadaran baru. Kita memerlukan jiwa baru. Kita memerlukan realisme baru.

Alangkah indahnya jika kita tidak lagi berpikir irrasional, ini saatnya kita kembali menjadi bangsa yang dapat tersenyum dan berdiri tegak di anatara bangsa-bangsa sedunia. Kita tidak boleh sama sekali khawatir terhadap asing dan bersikap defensif melulu. Kita harus bersikap outward-looking yang simpatik. Go ASEAN!







Minggu, 02 November 2014

ASEAN maritime industry: efficiency and safety


Maritime industries in ASEAN face following challenges: efficiency and safety. The maritime industry -shipping, port, fishery and logistics- is highly fragmented. On one hand, they are very internationally oriented. ASEAN market becomes one, more intra ASEAN trade increases rapidly, soon ASEAN Economic Community becomes a reality by 2015. Goods and people move more easily, as barrier becomes lower. Its recent 5.1% GDP growth in 2013, or 5.9% average growth in the past four years since 2010, is a strong modality towards a prominent economic powerhouse in Asia. The optimisms have a foundation as the regional politics remain stable, as the quality of democracy has been improving.

Is it the end of the story? No, absolutely not. The forecast seems to be marked with optimism, with some remarks. ASEAN maritime industry is highly fragmented.One hand, a few shipping companies and shipyards are pretty advanced, modern and efficient. A remaining majority lags behind. The modernisation virus does not seem to infect those small, and traditional ones. It is a matter of time. Two important issues are efficiency and safety.

Efficiency goes usually hand-in-hand with productivity. Shorter port time enables ships to make more round voyages, to carry more cargoes, and to cut logistics costs. Logistics costs determine increasing the competitiveness of the traded goods, beside the production costs.

Safety, traditionally viewed as a burden instead of a minimum requirement for operations, needs more attention. Ship accidents especially for small ships have been costing human lives are at an alarming phase, now. Measures should be done to improve the level of safety in the maritime industry.

What to do? ICT serves as a soft infrastructure, proves to be a cost-effective instrument to improve the efficiency and safety of the maritime industry. It supports the operations, it helps educate the human resource to comply with standard competences.

Kamis, 02 Oktober 2014

Profil

Setyo Nugroho
  • Artificial Intelligence, Case-Based Reasoning, Telematika Transportasi, Transportasi Laut, Open Source, Linux Nasi Goreng
  • ir./ MSc: TU Delft, Dr.-Ing: TU Berlin
  • ITS, Surabaya, Indonesia: Jurusan Transportasi Laut 
  • Jawa, Indonesia, English, Nederlands, Deutsch